Assalamualaikum
wr.wb
Yahalo!!! kawan kita berjumpa lagi dalam pembahasan BAB
3 masih dalam rangka belajar logika informatika, huft perjalanan kita masih panjang
kawan tersisa 7 BAB lagi, tapi saya harap semangat kawan – kawan tidak pernah
pudar dalam mencari ilmu, “karena mencari ilmu itu manfaatnya untuk kita
sendiri”, kata –kata bijak from sim abdi.hahahaha, oke dalam memulai pembahasan
BAB 3 ini seperti biasa kita ucapkan bismillahirahmanirahim, baiklah bab 3 we
are coming...
BAB 3 Fungsi Boolean
3.1 Definisi
Definisi 3.1
Misalkan x1 x2,
x3,…, xn merupakan variabel-variabel aljabar Boolean.
Fungsi Boolean dengan n variabel adalah fungsi yang dapat dibentuk dari
aturan-aturan berikut:
1.
Fungsi
Konstan :
f(x1, x2,
x3,… ,xn) = a,
2.
Fungsi
Proyeksi :
f(x1, x2,
x3,…, xn) = Xi, I: 1,2,
n
3. Fungsi Komplemen :
g(x1, x2,
x3,…,xn) = (f (x1, x2, x3,…
,xn))
4.
Fungsi
Gabungan :
h(x1,x2,x3,…,
xn) = f (x1, x2,x3,…, xn) + g (x1,
x2, x3,…, xn)
h(x1,x2,
x3,…,xn) = f (x1, x2, x3,…,
xn) . g (x1, x2, x3,…, xn)
Catatan
- fungsi identitas : fungsi
proyeksi satu variabel, dimana f(x) = x
Contoh
Berikut adalah fungsi-fungsi
Boolean dengan variabel X, y, dan Z,dan a yang merupakan suatu elemen dalam
aljabar :
(x) = x + x’a
g(x, y) = x’y + xy’ + y’
h(x,y,z) = axy’z + yz’ + a + xy
Teorema 3.1
Jika f adalah fungsi Boolean
dengan satu variable, maka untuk semua nilai x, adalah
f(x) = f (1) x +f (0) x’
Untuk kemungkinan bentuk f :
Untuk kemungkinan bentuk f :
Kasus
1:
f adalah fungsi konstan, f(x) = a
f(1)x + f(0)x’ = ax + ax’ = a(x +
x’) = a1 = 1 = f(x)
Kasus
2 :
f adalah fungsi identitas
f(1)x + f(0)x’ = 1x + 0x’ = x + 0
= x = f(x)
Kasus
3 :
g(x) = (f(x))’
g(x) = (f(x))’ =
(f(1)x + f(0)x’)’
=
(f(1)x)’(f(0))’ + x)
=
(f(1))’ + x’)((f(0))’ + x)
=
(f(1))’(f(0))’ +(f(1))’x + (f(0))’x’ +xx’
=
(f(1))’(f(0))’(1) + (f(1))’x + (f(0))’x’
=
(f(1))’(f(0))’(x + x’) + (f(1))’x + (f(0))’x’
=
(f(1))’(f(0))’x + (f(1))’x + (f(1))’(f(0))’x’ + (f(0))’x’
=
(f(1))’x + (f(0))’x’ (hukum penyerapan)
=
g(1)x + g(0)x’
Kasus 4:
h(x) = f(x) + g(x)
h(x) = f(x) + g(x) = f(1)x +
f(0)x’ +g(1)x + g (0)x’
=
(f(1) + g(1))x + (f(0) + g(0))x’
=
h(1)x + h(0)x’
Kasus
5 :
K(x) = f(x)g(x)
K(x) = f(x)g(x) = (f(1)x + f(0)x’)(g(1)x + g(0)x’)
= f(1)g(1)xx +
f(1)g(0)xx’ + f(0)g(1)x’x + f(0)g(0)x’x’
= f(1)g(1)x +
f(0)g(0)x’
= k(1)x + k(0)x’
Bentuk di atas adalah bentuk
kanonik fungsi Boolean satu variabel .Dengan cara yang sama,
jika f adalah fungsi Boolean dengan dua variabel, maka untuk nilai x dan y bentuk kanoniknya adalah sebagai berikut :
f(x,y) = f(1,1)xy + f(1,0)xy ‘+ f(0,1)x’y + f(0,0)x’y’
Rumus Umum Bentuk Hanonik
Rumus pembentukan bentuk kanonik
f fungsi Boolean dengan n variabel adalah sebagai berikut:
f(x1,.....,xn)
= ∑ f (e1,,.....en)x1e1x2e2...xnen
dimana ei bernilai 0 dan 1 dan xiei
diartikan sebagai xi atau xi’ sesuai dengan e1
(bernilai 1 atau 0).
3.2
Bentuk Fungsi
Suatu
fungsi Boolean dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk berbeda, tapi mempunyai
arti yang sama.
Contoh
fungsi-fungsi Boolean berikut:
f(x) = x + x’a
g(x,y) =
x’y + xy’ + y’
h(x,y) = x’y’
k(x,y) = (x + y)’
f1(x,y) = x’ .y’
f2(x,y) = (x+y)’
Dengan menggunakan hukum De Morgan dapat dinyatakan bahwa h dan k adalah fungsi yang sama, juga untuk fungsi f1 dan f2. Dapat disimpulkan bahwa beberapa fungsi boolean mungkin mempunyai bentuk berbeda tetapi nilainya sama. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk menentukan apakah dua ekspresi boolean yang merepresentasikan mempunyai nilai sama. Cara tersebut adalah menggunakan bentuk standar atau bentuk kanonik.
Contoh
Fungsi Boolean:
f(x) = x
+ x’a
dimana f
mempunyai 4 elemen aljabar Boolean yaitu 0, a, a’,1 Tentukan bentuk kanoniknya
!
Maka
kita harus melakukan pemeriksaan untuk semua elemen fungsi, yaitu:
x
|
f (x)
|
0
|
0 + 1.a =a
|
a
|
a + a’.a = a + 0 =a
|
a’
|
a’ + a.a = a’ + a = 1
|
1
|
1 + 0.a + 1 + 0 =1
|
Kita
dapat memperoleh bentuk kanoniknya sebagai berikut :
f (x) = f(1) x + f(0) x’
= 1.x + a.x’
= x +ax’
= (x + a).(x+x’)
= (x + a).1
= x + a
Kegunaan bentuk kanonik
Bentuk
kanonik digunakan untuk menentukan apakah dua ekspresi merupakam fungsi yang
sama.
Seringkali
fungsi Boolean dinyatakan dengan operasi yang berlebihan. Kita dapat
mengkonversi bentuk fungsi Boolean menjadi bentuk minimum, yaitu fungsi yang
masih menghasilkan nilai yang sama tapi dengan jumlah yang minimum.
Cara representasi fungsi Boolean dapat dinyatakan secara :
1.
Aljabar
2.
Dengan
table kebenaran
Contoh
Fungsi F = xyz’
Representasi
Secara Aljabar
Representasi
secara aljabar adalah F = xyz’
Representasi
dengan Tabel Kebenaran
Representas
dengan tabel kebenarannya adalah sebagai berikut :
X Y
Z
|
F
|
0 0
0
0 0
1
0 1
0
0 1
1
1 0
0
1 0
1
1 0
0
1 0
1
|
0
0
0
0
0
0
1
0
|
Jumlah
elemen dalam tabel kebenaran adalah jumlah kombinasi darl nilai variabel –
variabelnya, yaitu sejumlah 2n, dimana n adalah banyaknya variabel biner
Konversi dari tabel kebenaran
Fungsi
Boolean yang dinyatakan dalam tabel kebenaran dapat dikonversi menjadi bentuk
aljabar
Contoh
Fungsi bolean dengan tabel kebenaran sebagai berikut :
X Y
Z
|
F
|
0 0
0
0 0
1
0 1
0
0 1
1
1 0
0
1 0
1
1 0
0
1 0
1
|
0
1
0
0
1
0
0
1
|
Dari
tabel kebenaran
( 1)
F1 = x’y’z + xy’z’ + xyz
= m1 + m4 + m7
F1’ = x’y’z’ + x’yz’ + x’yz + xy’z + xyz’
F1’ = x’y’z’ + x’yz’ + x’yz + xy’z + xyz’
Atau
( 2)
F1 = (x + y +z) (x + y’ +z) (x +
y’ + z’) (x’ + y + z’) (x’ + y’ + z)
= (F1’)
= M0 M2 M3 M5 M6
= (F1’)
= M0 M2 M3 M5 M6
Bentuk (1) dan (2) merupakan fungsi/bentuk standar, yaitu fungsi yang literalnya ditulis lengkap pada tiap suku.
1. Bentuk pertama (1) disebut SOP (Sum Of Product)/ Minterm
2.
Bentuk
kedua (2) disebut POS (Product Of Sum)/Maxterm
Fungsi Boolean yang diekspresikan dalam bentuk SOP atau POS disebut fungsi/bentuk kanonik.
3.3 Bentuk Standar dan Bentuk Kanonik
3.3.1
Bentuk Standard an Bentuk Kanonik Fungsi Boolean 2 Variabel
X Y
|
Sum
Of Product (SOP)
|
Product
Of Sum (POS)
|
||
Term
|
Nilai
|
Term
|
nilai
|
|
1 1
1 0
0 1
0 0
|
x y
x y’
x’ y
x’ y’
|
m3
m2
m1
m0
|
x’
+ y’
x’
+ y
x + y’
x + y
|
M3
M2
M1
M0
|
3.3.2
Bentuk Standard an Kanonik Fungsi Boolean 3 Variabel
X Y
Z
|
Sum
Of Product (SOP)
|
Product
Of Sum (POS)
|
||
Term
|
Nilai
|
Term
|
nilai
|
|
1 1
1
1 1
0
1 0
1
1 0
0
0 1
1
0 1
0
0 0
1
0 0
0
|
x y
z
x y
z’
x y’
z
x y’
z’
x’ y
z
x’ y
z’
x’ y’
z
x’ y’
z’
|
m7
m6
m5
m4
m3
m2
m1
m0
|
x’
+ y’ +z’
x’
+ y’ +z
x’ + y + z’
x’ + y + z
x
+ y’ + z’
x
+ y’ + z
x
+ y + z’
x
+ y + z
|
M7
M6
M5
M4
M3
M2
M1
M0
|
0 komentar:
Posting Komentar